Sejarah Kalurahan

31 Januari 2017 19:18:39 WIB

Sejarah

Kalurahan Gilangharjo terbentuk dari penggabungan dari 3 (tiga) kalurahan lama, yaitu :

  1. Kalurahan Krekah: Lurah Bapak Imo Ijoyo           (1934-1946)
  2. Kalurahan Bantulan: Lurah Bapak Atmo Sumarto  (1933-1946)
  3. Kalurahan Jodoglegi: Lurah Bapak Darmo Rejo   (1930-1946)

 

Pada tanggal 14 Oktober 1946 ketiga kalurahan tersebut dilebur menjadi satu dan ditentukanlah nama Gilangharjo sebagai nama Desa yang baru. Nama Gilangharjo sendiri mengandung nilai budaya dan sarat akan makna yakni dari kata Gilang dan Harjo.

selo gilang

“Gilang” merupakan serapan dari nama situs budaya peninggalan zaman Mataram Islam yang terdapat di Janggan Kauman yakni  Selo Gilang. Situs yang diyakini merupakan batu hidup berwujud persegi panjang konon merupakan tempat pasujutan Kanjeng Panembahan Senopati saat pertama kali mendapatkan wahyu Lintang Johar. Yakni wahyu mendirikan Kerajaan Mataram Islam di kawasan ini.

Berdasarkan petilasan tersebut maka diambilnya nama Gilang, dengan harapan kebesaran jaman itu serta nilai-nilai Luhur yang terkandung pada jaman Mataram Islam yang pertama kala itu terus digali dan selalu dilestarikan sebagai wujud pelestarian potensi budaya lokal.

Sedangkan “Harjo” mengadung arti aman tentram dengan didukung para pamong desa dengan segala loyalitas dan totalitas yang tinggi mendedikasikan dirinya demi maju dan makmurnya desa. Dalam bahasa jawa disebutkan Harjo “Negari ingkang tebih saking parangmuko, para mentri bupati tansah kontab kautamane, sekti sudibyo wicaksana, lepas salwiring kawruh, rinten klawan ndalu tansah kontap kautamane amemardi harjaning praja tuwin makmure pra kawula”

Maka nama Gilangharjo mengadung arti sebuah desa yang selalu melestarikan potensi budaya lokal dengan kerangka Ekonomi Kerakyatan serta Ruh Semangat Gotong Royong Menuju Masyarakat Mandiri dan Produktif Melalui Pemenuhan Hak-Hak Dasar, Sehingga Tercipta Masyarakat Yang Sejahtera, Aman dan Tentram, Sehingga Gilangharjo sungguh menjadi desa yang Gilang-Gemilang “Panjang Apunjung Pasir Wukir Gemah Areripah Loh Jinawi Kerta Raharja”.

 

Setelah bergabung dengan nama Kelurahan Desa Gilangharjo itu dimulailah tata pemerintahan kelurahan desa Gilangharjo. Dengan sistem pemilihan suara terbanyak terpilihlah Prawiro Sumarto menjadi Lurah pertama Kelurahan Desa Gilangharjo masa bhakti periode (1946-1988), kemudian Heru Sudibyo, S.Sos. menjabat selama dua periode sejak (1988-1996) kemudian (1996-2004), dilanjutkan Lurah ke-3 Aan Sumarna yang berasal dari Pedukuhan Jodog Desa Gilangharjo menjabat dari tahun (2004-2016). Adapun pejabat Lurah sekarang adalah juga dari Pedukuhan Jodog, Drs. H. Pardiyono yang menjabat mulai (2016-sekarang).