Beralih ke Tas Belanja Demi Lingkungan Kita
01 Maret 2019 10:37:32 WIB
Image: Adobe Stock
Oleh: Rochma Efridaningrum
Berangkat dari kesadaran saya untuk menggunakan tas belanja atau reusable bag (tas yang dapat dipakai berulangkali) selama setahun terakhir ini, akhirnya saya memberanikan diri untuk menulis artikel mengenai bahaya penggunaan kantong plastik kresek yang berlebihan dan mengapa perlu beralih ke tas belanja. Saya sangat terpukau dan termotivasi dengan ajakan menteri Susi Pujiastuti dalam cuitannya di Twitter, kemarin tanggal 27 Februari 2018: "Stop penggunaan kantong kresek, atau plastik sekali pakai. Lihat betapa cantiknya tas Ganepo yang saya pakai. Harganya hanya Rp 16.000, tidak luntur dan sangat kuat, dilindas mobilpun balik lagi."
Kantong plastik kresek merupakan benda yang selalu kita jumpai penggunaannya di mana saja, tiap hari. Terlebih di tempat-tempat perbelanjaan. Wadah sekali pakai ini memang praktis dan cukup kuat untuk membawa barang belanjaan kita, namun setelah barang belanjaannya dikeluarkan, kadang tak jelas kemana plastik yang sudah menjadi limbah ini akhirnya. Ada yang masuk ke tong sampah, ada yang tergeletak di jalanan, hingga ada yang terbawa aliran sungai yang menuju ke laut--tempat ikan dan makhluk hidup lain membangun habitatnya.
Padahal plastik sendiri tidak bisa teruraikan layaknya daun atau kertas, dan memiliki banyak lagi sisi negatif lainnya. Seperti dilansir IDN Times pada tanggal 21 November 2018, setidaknya ada 8 bahaya plastik tersebut. Empat diantaranya adalah berbahaya bagi kesehatan manusia, mengancam satwa liar, merusak air tanah bumi, dan meracuni rantai makanan. Bahkan pada 19 November 2018 lalu, seekor paus sperma ditemukan tewas terdampar di Wakatobi, Sulawesi Tenggara. Bukan masalah remeh, ternyata terdapat 5,9 kg sampah plastik pada perut paus yang malang tersebut. Kita tentunya tidak ingin tragedi menyedihkan ini terulang kembali.
Oleh karena itu, sudah saatnya kita beralih dari pemakaian kantong plastik kresek ke tas belanja milik kita sendiri. Pemakaian tas belanja tentunya lebih aman karena terbuat dari bahan yang ramah lingkungan dan tahan lama, bisa dicuci dan dipakai berkali-kali. Apapun yang kita beli seperti makanan ringan, sayuran, pakaian, dan kebutuhan lainnya, dapat kita bawa dengan tas belanja sendiri. Tidak perlu membayar mahal untuk mendapatkannya, kita bahkan bisa membuatnya sendiri dari kain perca yang tidak terpakai.
Memang pada awalnya tidak mudah untuk 100% menghindari pemakaian plastik kresek saat berbelanja, seperti kita akan merasa canggung untuk menolak penjual yang sudah terlanjur memasukkan belanjaan kita ke plastik kresek yang disediakannya. Atau kita sendiri justru lupa tidak membawa tas belanja sehingga mau tidak mau menerima plastik kresek tersebut. Tapi kembali pada kesadaran kita, bahwa upaya memakai tas belanja sendiri perlu dimulai perlahan-lahan. Lambat laun, kita akan terbiasa dan menjadikannya sebagai bagian dari gaya hidup. Menerapkannya dalam waktu berkelanjutan akan membuat kita merasakan manfaat baiknya, baik untuk kehidupan kita, makhluk hidup lainnya maupun lingkungan, di masa sekarang dan masa yang akan datang. [rh]
Komentar atas Beralih ke Tas Belanja Demi Lingkungan Kita
Formulir Penulisan Komentar
Pindah Web Baru gilangharjo.id
Peta Wilayah
The Wonderfull Gilangharjo
Anggaran APBKal 2023
Realisasi APBKal 2022
Statistik Kunjungan
Hari ini | |
Kemarin | |
Jumlah Pengunjung |
- Pindah Web Baru gilangharjo.id
- Gotong Royong Angkat Walet Kelompok Tani Ngudi Makmur
- Pelatihan Cara Baca dan Tata Tulis Aksara Jawa
- Pelatihan Pengelolaan Homestay
- Outing Class Paud Dan TK Gugus 8 Gilangharjo
- Pelatihan Manajemen Event Pokdarwis Gilangharjo
- Penerimaan Alat Cacah Sampah Organik Dari DLH Bantul
Website desa ini berbasis Aplikasi Sistem Informasi Desa (SID) Berdaya yang diprakarsai dan dikembangkan oleh Combine Resource Institution sejak 2009 dengan merujuk pada Lisensi SID Berdaya. Isi website ini berada di bawah ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik dan Attribution-NonCommercial-NoDerivatives 4.0 International (CC BY-NC-ND 4.0) License