Kalurahan Gilangharjo

Gilangharjo- Lumbung Kampung Mataraman bersama Pemerintah Desa Gilangharjo menggelar upacara adat tradisi wiwitan di Bulak Tani Harjo, Dusun Ngaran/Karanggede, Rabu lalu (4/9). Wiwitan merupakan sebuah tradisi sebagai wujud rasa syukur petani dan masyarakat kepada Tuhan atas nikmat hasil bumi berupa padi sekaligus sebagai simbol yang menandai dimulainya panen. Tidak hanya upacara wiwitan, dalam acara ini juga ditampilkan sejumlah pertunjukan seni budaya, seperti tari Topeng Pengusir Hama, Gejok Lesung, tari Gambyong, dan sendratari Boyong Dewi Shri oleh Sanggar Sekar Budaya Gilangharjo.

Upacara adat wiwitan yang dimulai pukul 13.30 WIB tersebut dihadiri oleh pejabat desa Gilangharjo, pamong, gapoktan, dan tamu undangan lain, termasuk masyarakat yang datang menyaksikan. Acara ini juga dihadiri oleh Wabup Bantul H. Abdul Halim Muslih. Dalam pidatonya, ia mengapresiasi terselenggaranya upacara adat wiwitan sebagai perwujudan masyarakat yang religius. Sehubungan dengan itu ia menyebutkan hal-hal yang menggambarkan kehidupan masyarakat religius tersebut. Pertama, masyarakat religius mempunyai ikhtiar, makarya, dan budidaya dengan segala potensinya yang ada untuk meraih rahmat atau kawelasan dari Tuhan. Sebab Tuhan akan memberi rejeki kepada mereka yang berikhtiar. Kedua, mempunyai kepasrahan atau tawakal kepada Tuhan.

Ia menambahkan, Pemkab Bantul sudah menegaskan bahwa sektor pertanian merupakan rencangan pembangunan jangka menenengah. Oleh sebab itu perlu upaya untuk meningkatkan hasil pertanian. Salah satunya memperbaiki saluran air tersier ataupun kuarter dengan dana APBD dan APBDes.

Diakhir pidatonya, ia juga mengapresiasi acara yang dikemas dalam nuansa budaya ini. Desa Gilangharjo telah dinilai sebagai penyangga kebudayaan terkuat di Kabupaten Bantul. Sementara adanya kelompok seni budaya dan tradisi yang ada menunjukkan bahwa Desa Gilangharjo pantas mendapat julukan sebagai Desa Budaya. [rh]