Membangun Relasi Yang Sehat Bagi Remaja

09 Desember 2019 09:56:51 WIB

Kali ini teman belajar saya adalah Dian Sartika , M. PSI., Psikolog dalam seminar KESEHATAN REPRODUKSI DAN MENTAL REMAJA DALAM UPAYA PENDEWASAAN USIA PERNIKAHAN (30/11/2019) di balai desa Gilangharjo.

Siapakah remaja? Remaja adalah manusia berumur belasan , atau bisa kita sebut 11 - 21 tahun saja ya ?
Wow kalau begitu tahun depan 4 anak saya memasuki masa remaja yang merupakan masa peralihan manusia dari anak-anak menuju dewasa. 
Boleh saya perkenalkan anak- anak saya dulu ya? Topan si sulung (16), Nilanti (15), Bonar (11) dan Joa (10).

????Remaja identik dengan masa peralihan. Ditandai dengan pubertas , tidak jelas maunya , langkah dan tingkahnya (ambiguitas) .

????Manusia fase ini juga sedang melakukan pencarian identitas. Ini nih yang membuat remaja suka berkelompok. Bikin genk , yang belum tentu visi misi dan anggaran dasar rumah tangganya jelas dan positif. Tapi mereka akan bangga dengan kelompok mereka tersebut. Karena merasa kelompok tersebut sebagai indentitasnya.

???? Kadang saya kaget kalau dunia persilatan rumah saya gegap gempita penuh dengan teriakan, umpatan satu sama lain ya bu ibu. Ternyata anak remaja tuh didominasi oleh emosi yang tentu saja belum stabil. Ditambah energi mereka yang sepertinya ndak ada habisnya kan?

???? Hal lain yang mendominasi remaja adalah perasaan cinta. Kata mbak Dian kadang - kadang bisa membuat para remaja ini lebih mengutamakan pasangannya dari pada keluarga.
Hemm emak siaga suka panas dingin kan mikir anak- anaknya yang sudah terlibat percintaan? Ada manusia lain , yang baru saja hadir tapi sudah mencuri perhatian anak kita.
Hal tersebut bisa terjadi jika remaja tidak dekat dengan orang tua, Terjadi gep generasi , dan komunikasi yang tidak baik . Tentu saja hal - hal tersebut akan membuat remaja mencari kenyamanan di luar keluarga.

Saya sering bertanya pada anak- anak tentang aktivitas mereka seharian tadi. Ada yang bercerita tanpa henti, ada yang bercerita tanpa ditanya, ada juga yang seperlunya . Saya bersyukur mereka masih bisa menceritakan tentang "hal-hal rahasia " mereka.
" Ma...aku diputusin ." " Mama lihat story wa ku donk !" ( Ternyata ada fotonya bersama teman cowoknya . " Oh kalian udah jadian?" " Udah tapi kemarin dia aku suruh ketemu dulu sama bapak pas jemput ."
" Mama aku nanti ketemuan sama you know who ya?" Haha tebak anak saya yang mana yang selalu terbuka dengan ketentuan berlaku seperti ini!.
Bahkan si bontot sudah begitu memperhatikan tatanan rambutnya kalau mau ke sekolah. Sebagai ibu saya sadar anak - anak saya beranjak remaja dan saya harus bisa menempatkan diri sebagai sahabat mereka.

Saya memperkenalkan mereka dengan fase remaja sejak mereka belum mengalaminya.
Saya ingat waktu itu Nil dan Topan masih SD kelas 5 dan 6. Waktu itu saya bercerita sebentar lagi kalian akan mengalami fase hidup yang sangat dipengaruhi oleh hormon . Akan ada payudara dan jakun yang tumbuh . Akan ada menstruasi dan pengaruhnya pada sistem reproduksi perempuan. Akan ada perasaan aneh saat bertemu teman lawan jenis yang kita suka. Dan perbincangan ini mengalir apa adanya, banyak pertanyaan yang kadang sulit dijawab. Tapi saya mencoba memenuhi rasa ingin tahu mereka. Tentang hal apapun dengan cara komunikasi dua arah dan setara.

Lalu, bagaimana jika remaja kita tersayang sudah terlanjur melakukan kesalahan?
Mbak Dini secara khusus berbicara tentang remaja yang sudah terlanjur melakukan seks pra nikah. Hal ini terjadi disebabkan karena ,
???? Takut ditinggalkan (bucin!) .
???? Kurang apresiasi dari orang tua.
???? Sering direndahkan lingkungan.
???? Kepuasan karena orang lain bisa menggilai dirinya.

Sedangkan kita tau, dampak hubungan seks sebelum nikah ini.
???? Akan membuat remaja menjadi tidak percaya diri.
???? Terkena penyakit seksual menular.
???? Dan mereka menjadi pribadi yang sulit berkomitmen dengan bertanggung jawab.
Sedih kan , jika mereka kehilangan semangat untuk berprestasi dan meraih masa depan yang cerah.

Ini penting juga , kita menyampaikan pada anak remaja kita bagaimana caranya membangun hubungan yang sehat dengan pasangan mereka.

???? Komitmen , sepakat akan melakukan pacaran sehat.
????Melakukan aktivitas yang menghindari seks sebelum menikah. Menghindari acara nginep dan pergi cuma berdua.
???? Pasangan saling memberikan dukungan yang produktif. Berorganisasi, olah raga , mencari pengalaman yang banyak.

Lalu bagaimana jika sudah terlanjur melakukan seks dengan pasangan dan ingin brenti?

????. Ajak pacar berkomitmen pola pacaran akan lebih baik. Tingkatkan komunikasi .
Kalau pasangan memaksa tetap harus melakukan hubungan seks, ini saatnya kamu memilih jalan yang berbeda. Yang lebih sehat dan indah.

????‍❤‍????‍????. Biasanya salah satu pasangan menjadi merasa tidak diperhatikan. Mengganti bahasa kasih. Tidak menghilangkan kasih sayang tapi tanpa melakukan seks . Berikan kejutan , hadiah , puisi dll.

???? Menciptakan momen pacaran lebih sehat tanpa seks pra nikah.
Misal membuat pohon impian bersama .
membuat rencana masa depan, membuat tahapan langkahnya, dan banyak lagi hal positif yang bisa dilakukan.

Demikian refleksi saya atas seminar penutup bulan November lalu. Semoga bermanfaat untuk para orang tua lain , untuk adek- adek remaja juga. Kalian adalah generasi milenium harapan bangsa . Jadilah remaja yang sehat, cerdas , bermimpi besar dan bahagia.
Salam sayang kak Ririn Sartono ????

Komentar atas Membangun Relasi Yang Sehat Bagi Remaja

Formulir Penulisan Komentar

Nama
Alamat e-mail
Komentar
Isikan kode Captcha di atas