Dusun Krekah dan Banjarwaru Membentuk PSM

18 Desember 2019 10:33:04 WIB

Dilaksanakan di ruang rapat balai desa Gilangharjo (03/12/2019) , saya mengikuti sosialisasi sampah yang dipimpin oleh bapak Sigit Setyawan, ST kepala urusan kesejahteraan masyarakat , mas Hasan Alwi pegiat sampah Gilangharjo dan bapak Zainal Takim pegiat sampah DIY , juga dihadiri perwakilan warga Krekah dan warga Banjarwaru.



"Kegiatan malam hari ini adalah bertujuan agar pengelolaan sampah di Gilangharjo semakin baik , dan sampah warga bisa diberdayakan." Jelas pak Sigit Setyawan saat membuka sosialisasi.



Selain itu kegiatan tersebut juga dimanfaatkan untuk membentuk struktur organisasi dan nama organisasi pengelolaan sampah di Gilangharjo khususnya di dusun Krekah dan Banjarwaru.



Selanjutnya , acara dipandu oleh pegiat sampah DIY , bapak Zainal Takim. Kami berkesempatan mengenal beliau dan karya - karya beliau di desanya dan beberapa daerah di DIY.



" Saya berharap bapak - bapak dukuh disini menjalin komunikasi dengan saya , untuk upaya menyelesaikan masalah sampah disini. " Ujar pak Takim


Sungguh kesempatan yang baik untuk dusun saya yaitu dusun Krekah juga dusun tetangga saya Banjarwaru . Bisa bertemu nara sumber tentang sampah yang sudah sangat berpengalaman.


Pak Takim juga berharap program ini bisa dilakukan secara berkelanjutan . Bersama bapak - bapak dukuh , para tokoh masyarakat , ketua - ketua RT bisa mendampingi warga secara bersama sama menyelesaikan sampah.


Kenapa dusun perlu serius menyelesaikan masalah sampah ? Karena pertumbuhan penduduk makin besar, lahan hunian makin sempit , kita adalah penyangga Jogjakarta karena berada di daerah selatan. Semua sampah dari Sleman , kota , dan daerah - daerah di utara masuk ke daerah kita melalui sungai dan akhirnya masuk laut selatan kita.



Jaring para nelayan penuh sampah. Ikan pun terkontaminasi sampah. Belum lagi sampah - sampah plastik yang terus berproses meracuni air laut , air tanah , udara dan seluruh bagian bumi kita .


Tentu kita sudah merasakan hasil dari perilaku kejam kita pada bumi ini kan ?


Kita mengeluhkan suhu yang panas , cuaca yang tidak menentu , iklim yang ekstrim , penderita kangker makin banyak anak autis juga banyak ditemui . Dan masih banyak lagi kerusakan karena sampah kita.



Apa yang kita tunggu?

Maka , dengan niat baik malam itu kami mencoba melakukan langkah maju dengan membuat komunitas dan legalitasnya. Membentuk Pengelolaan Sampah Mandiri dan Bank Sampah yang memiliki SK dari desa.



Langkah berikutnya adalah setiap dukuh rapat dengan para ketua RT nya. Dan saat desa melakukan Musrenbang bisa diusulkan dana pengolahan sampah. Dan tersebut bisa digunakan untuk peatihan daur ulang sampah , pengadaan alat dan lain - lain.



Setelah ada SK , kita tidak hanya memilah dan sampah lalu sampah pilahan "dirongsokan". Tapi lebih dari itu . Karna tujuan kita membentuk komunitas ini bukan nilai ekonomi keuangan yang dikejar. Tapi ada tujuan yang lebih besar.. Yaitu komunitas ini berguna untuk mengobati warga dan lingkungan supaya lebih sehat dan untuk lebih memiliki semangat kebersamaan ( guyup ).



Setelah memiliki komunitas warga bisa membentuk bank sampah. Langkahnya adalah :
1. Membuat buku tabungan sampah .

2. Warga menabung sampah.
Catatan , pengurus tidak boleh mengambil sampah ke rumah - rumah warga ) . Masyarakat membawa sampah di tempat yang disepakati bersama.

3. Lalu sampah dipilah jenis dan ditimbang beratnya. Ada sampah kaca , logam , plastik , kertas tipis dan tebal.
Komunitas yang baik tidak berhenti pada aksi jual beli sampah. Karena mengingat orientasi kita bukan uang. Sebaiknya kita juga memilah sampah menjadi dua macam lagi.
$ Sampah layak tabung
* Sampah layak kreasi

Juga informasikan pada warga , bahwa sampah diapers , dan pembalut adalah golongan sampah RESIDU . Yang artinya tidak bisa diolah lagi. Jadi harus dibuang ke tempat pembuangan sampah akhir. Untuk dihancurkan tentunya. Selama ini warga membakar di tanah dan dibuang ke sungai.

Dan jangan lupa mengolah sampah dapur. Sampah organik ini memberikan kita kompos dan pupuk yang baik untuk kita bercocok tanam.


4. lalu sampah dijual lagi .

Bisa juga membentuk bank yang sifatnya disodakohkan. Warga bisa memberikan sampahnya tanpa buku . Namun demikian , bank punya catatan keluar masuk sampah .

5. Pengurus menyisihkan 10% hasil penjualan sampah untuk kas.

6. Viralkan gerakan kita dengan medsos jadikan kegiatan pengolahan sampah kita ini destinasi desa wisata lingkungan .

7. Minta dana membuat rumah pilah. Teknis tempat bisa dirembug antar warga.

Untuk dusun Banjarwaru , RT 03 nya sudah membuat komunitas. Kegiatan sebelumnya mereka akan mencari tempat pemilahan. Tapi karena karena banyaknya kegiatan lain, upaya ini terhenti disini. Namun demikian bapak dukuh dan RT masih ingin kegiatan baik ini tetap dilanjutkan.

Dusun Krekah sudah diwakili para karang taruna nogosari. Para pemuda RT 04 pun pernah mencari kas kelompok dengan mengambil sampah layak jual ke rumah - rumah warga. Pak RT akan segera membentuk pengurus supaya lebih banyak warga yang berpartisipasi.

Upaya kedepan supaya komunitas kita maju adalah menggandeng pihak akademisi , menambah jejaring dengan para pebisnis , pertahankan kekompakan komunitas , manfaatkan peluang dana dan pelatihan dari pemerintah , gencar aktif dan bersama - sama menggunakan media sosial untuk memviralkan gerakan kita .

Sekecil apapun komunitas kita , kita harus membuat profil . Membuat dan menyepakati ADRT bersama. Sebisa mungkin memilih spesialisasi kegiatan pengolahan apa yang kita pilih. Ini supaya langkah kita lebih fokus .

Saya rasa penting juga kita menggantungkan mimpi bersama . Sosialisasi ini membuat saya berharap mimpi saya menjadi kenyataan. Desa kita , bumi kita semakin bersih dari sampah. Saya bermimpi anak dan cucu cicit saya hidup di lingkungan yang asri dan sehat. Tidak panas dan kotor seperti sekarang. Bersama kita bisa ! [Ririn]

Komentar atas Dusun Krekah dan Banjarwaru Membentuk PSM

Formulir Penulisan Komentar

Nama
Alamat e-mail
Komentar
Isikan kode Captcha di atas